Cara beternak belut di kolam dan drum. Beternak atau budidaya belut saat
ini mulai digemari seiring dengan banyaknya permintaan akan belut dan
ketersediaan belut dipasar dari hasil penangkapan secara alami semakin sedikit.
Beternak belut sebenarnya tidak begitu susah karena belut dapat dibudidayakan
baik itu dalam kolam ataupun drum.
Cara beternak belut di kolam dan drum
Cara Budidaya Belut didalam kolam adalah dengan
cara membuat kolam sedangkan jika beternak dalam drum maka wadah untuk
pemeliharaan yang digunakan adlah srum itulah perbedaan keduanya sedangkan
dalam tehnis budidaya sama saja.
Perlu diingat bahwa belut akan cepat besar jika
medianya cocok sehingga dalam budidaya belut dalam
kolam dan drum media harus menjadi perhatian yang utama . Media yang baik untuk
beternak belut di kolam dan drum adalah lumpur kering, kompos, jerami padi,
pupuk TSP, dan mikroorganisme stater. Peletakkannya diatur: bagian dasar kolam
dilapisi jerami setebal 50 cm. Di atas jerami disiramkan 1 liter mikroorganisma
stater. Berikutnya kompos setinggi 5 cm. Media teratas adalah lumpur kering
setinggi 25 cm yang sudah dicampur pupuk TSP sebanyak 5 kg.
Karena belut tetap memerlukan air maka dalam
beternak belut dalam kolam dan drum ini sebagai habitat hidupnya, kolam diberi
air sampai ketinggian 15 cm dari media teratas. Jangan lupa tanami eceng gondok
sebagai tempat bersembunyi belut. Eceng gondok harus menutupi ¾ besar kolam.
Bibit belut yang ingin diternakkan tersebut tidak
serta-merta dimasukkan. Media dalam kolam perlu didiamkan selama 2 minggu agar
terjadi fermentasi. Media yang sudah terfermentasi akan menyediakan sumber
pakan tambahan untuk ternak belut nantinya secara alami seperti jentik nyamuk,
zooplankton, cacing, dan jasad-jasad renik. Setelah itu baru bibit belut yang
akan diternakkan dimasukkan.
Sifat kanibalisme dalam beternak belut di kolam
dan drum yang dimiliki Monopterus albus itu tidak terjadi selama pembesaran.
Asal, pakan dalam budidaya belut tersebut tersedia dalam jumlah cukup. Saat
masih anakan belut tidak akan saling mengganggu. Sifat kanibal muncul saat
belut berumur 10 bulan, ujarnya. Sebab itu tidak perlu khawatir memasukkan
bibit dalam jumlah besar hingga ribuan ekor. Dalam 1 kolam berukuran 5 m x 5 m
x 1 m, saya dapat memasukkan hingga 9.400 bibit, katanya.
Pakan yang diberikan agar budidaya belut haruslah
segar dan hidup, seperti ikan cetol, ikan impun, bibit ikan mas, cacing tanah,
belatung, dan bekicot. Pakan diberikan minimal sehari sekali di atas pukul 17.00.
Untuk menambah nafsu makan dapat diberi temulawak Curcuma xanthorhiza. Sekitar
200 g temulawak ditumbuk lalu direbus dengan 1 liter air. Setelah dingin, air
rebusan dituang ke kolam pembesaran. Pilih tempat yang biasanya belut
bersembunyi, ujar Ruslan.
Pelet ikan dapat diberikan sebagai pakan selingan
untuk memacu pertumbuhan belut yang dibudidayakan. Pemberiannya ditaburkan ke
seluruh area kolam. Tak sampai beberapa menit biasanya anakan belut segera
menyantapnya. Pelet diberikan maksimal 3 kali seminggu. Dosisnya 5% dari bobot
bibit yang ditebar. Jika bibit yang ditebar 40 kg, pelet yang diberikan sekitar
2 kg.
Hama utama dalam budidaya belut di kolam dan drum
adalah kehadiran hama seperti burung belibis, bebek, dan berang-berang perlu
diwaspadai. Mereka biasanya spontan masuk jika kondisi kolam dibiarkan tak
terawat. Kehadiran mereka sedikit-banyak turut mendongkrak naiknya pH karena
kotoran yang dibuangnya. Hama bisa dihilangkan dengan membuat kondisi kolam
rapi dan pengontrolan rutin sehari sekali, tutur Ruslan.
Perlu diingat selain pakan, yang perlu
diperhatikan dalam budidaya belut di kolam atau drum adalah kualitas air. Bibit
belut menyukai pH 5-7. Selama pembesaran, perubahan air menjadi basa sering
terjadi di kolam. Air basa akan tampak merah kecokelatan. Penyebabnya antara
lain tingginya kadar amonia seiring bertumpuknya sisa-sisa pakan dan
dekomposisi hasil metabolisme. Belut yang hidup dalam kondisi itu akan cepat
mati. Untuk mengatasinya, pH air perlu rutin diukur. Jika terjadi perubahan, segera
beri penetralisir.
Suhu air optimal untuk beternak belut perlu dijaga
agar tetap pada kisaran 26-28oC. Peternak di daerah panas bersuhu 29-32oC,
seperti Jakarta, Depok, Tangerang, dan Bekasi, perlu hujan buatan untuk
mendapatkan suhu yang ideal. Hanya dalam tempo 4 bulan sudah siap panen.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar